Thursday, June 27, 2013

A Daughter's First Love

How many guy did you fall in and let them broke your heart without realizing that Dad is your true love?

Yes, Dad is a daughter's first love.

I can't remember how many times I annoy my Dad or the other way around which I really don't mind :')

I'm 25 years old by next month, but my Dad still reminds me this morning to pay the bill on time.

Truly inspired to share you these:












Well, my future husband and child definitely will have the precious sights as this: 

Wednesday, June 26, 2013

Perempuan Itu Saya!

Tidak ia berkeluh kesah waktu hatinya pedih pilu karena ada saja yang berusaha menyakitinya.
Tidak juga ia menyesal tidak mengambil tawaran yang ia anggap mampu mengajarkannya bagaimana ketidakpedulian mampu menyelamatkan dirinya sendiri tanpa perlu berusaha keras.

Air matanya tumpah ketika sunyi senyap dengan sedikit hembusan angin terdengar di telinganya.
Tubuhnya jatuh berlutut saat ia berjalan dan memasrahkan hidup serta hatinya kepada Tuhan.
Susah payah ia bersembunyi dari mereka yang bahkan tidak lagi tahu kepada siapa ia memohon doa. Kepada siapa ia bertekuk lutut memohon harapan dan kasih setia.
Jiwanya yang setengah kosong dipertaruhkan demi Tuhan-nya yang ia yakini kekasih paling setia.

Tidak, tidak ia takut kepada matahari yang meninggalkan kilau cokelat di tubuhnya.
Tidak juga ia hindari mereka yang berkulit putih jatuh hati.
Hatinya sederhana, dalam diam ia berharap ada satu nantinya yang akan menjaganya hingga akhir hayat.
Pun pikirannya, tidak ia pedulikan orang lain berkata dan berpikir apa hingga terpaksa ia harus berbuat serupa.

Apalagi? Rambutnya yang panjang dan sehat dibiarkan tergerai jatuh dengan sempurna.
Senyumnya yang menyembunyikan pilu ditebarkan dengan mudah kepada siapa saja. Siapa saja.
Tawanya yang menyimpan sejuta luka ia biarkan bergaung di udara.
Angin dan hujan tetap mengiri langkahnya yang tampak kuat tanpa lelah.
Kakinya dibiarkan tidak berbentuk, menahan sakit sepatu tinggi yang ia kembali gunakan setelah sekian lama ia tinggalkan dan menggantinya dengan sendal jepit.

Dia rindu itu, 2 potong penutup buah dada dan kedua pantatnya yang mereka bilang luar biasa besarnya, dan sepasang sendal jepit atau kaki telanjang menemaninya pulang ke rumah: pantai.
Hanya di sana damai ia temukan. Cintanya datang dan pergi di tempat yang sama.
Kalau saja ia masih berharap suatu saat ia kembali, sudah pasti cintanya yang akan ia datangi.

Ketika bicara cinta, hanya Chris saja yang mampu ia sebut dan ia ingat.
Tidak tentang memori, tapi dua hal: hati dan rumah.
Lelaki-lelaki lain hanya dibiarkan menghibur harinya yang keras.
Mengisi kekosongan yang sebenarnya tidak pernah kosong.

Oh, tidak juga soal pengakuan. Ada status yang ia butuhkan hanya untuk eksistensi.
Selebihnya, hati dan cintanya dipenjarakan sampai akhirnya tiba.
Pulang kembali ke rumah.



Merasa istimewa? Tidak pernah. Ia diberkati oleh Tuhan, dengan sangat luar biasa :')